Endapan
hasil proses pelapukan lateritik batuan induk ultrabasa yang mengandung Ni
kadar tinggi. Agen pelapukan berupa air hujan, suhu, kelembaban, topografi,
dll.
- Laterit; later, artinya bata
(membentuk bongkah-bongkah yang tersusun seperti bata berwarna merah). Buchanan; subsoil yang mengeras
karena tersingkap atau kontak dengan atmosfer. Ollier, 1969; Soil di daerah tropis dengan horizon konkresi besi oksida, yang dalam
keadaan normal berwarna merah.
-
Laterisasi; proses pelapukan kimia pada kondisi
iklim yang lembab (tropis) yang berlangsung pada waktu yang lama dengan kondisi
tektonik yg relative stabil, membentuk formasi lapisan regolith yang tebal
dengan karakteristik yang khas, but and zeegers, 1992).
- Pengubahan mineral utama dan pelepasan beberapa komponen kimia
- Pencucian komponen-komponen mobile.
- Pengumpulan residual komponen-komponen tidak mobile atau tidak larut.
- Pembentukan formasi mineral baru yang lebih stabil dalam lingkungan Pengendapan.
- Profil laterit; lapisan-lapisan material
yang menindih batuan induknya sebagai efek akhir dari proses laterisasi.
Profil laterit (PT.Vale Indonesia, 2011) |
Perkembangan
profil laterit; dipengaruhi oleh:
- Iklim; curah hujan menentukan jumlah air hujan yang masuk ke tanah sehingga mempengaruhi intensitas pencucian dan pemisahan komponen-kompenen yang larut.
- Topografi; relief dan geometri lereng akan mempengaruhi pengaliran air, jumlah air yang masuk ke dalam tanah, dan level muka air tanah
- Drainase; mempengaruhi pasokan jumlah air untuk pencucian (leaching) dari seluruh area sekitarnya.
- Tektonik; pengangkatan tektonik akan meningkatkan erosi pada bagian atas profil, meningkatkan relief topografi dan menurunkan muka air tanah. Kestabilan tektonik mendukung pendataran topografi (planation) topografi dan memperlambat gerakan air tanah
- Tipe batuan induk; komposisi mineral menentukan tingkat kerentanan batuan terhadap pelapukan dan ketersediaan unsure-unsur untuk rekombinasi pembentukan mineral baru.
- Struktur; patahan dan kekar memungkinkan bagi peningkatan permeabilitas bedrock, sehingga meningkatkan potensi terjadinya alterasi.
Factor-faktor ini
sangat terkait satu sama lain. Saat batuan terekspose ke permukaan, maka batuan
secara gradual akan mengalami dekomposisi. Proses kimia dan mekanik yang disebabkan oleh udara, air, panas akan
menghancurkan batuan tersebut menjadi soil dan clay.
Evans (1993); endapan nikel
residual terbentuk karena tingginya intensitas pelapukan kimia batuan yang
mengandung Ni di daerah tropis. Batuan tersebut adalah peridotit, serpentinit,
dan batuan lainnya. Mineral utamanya : grup olivine, grup serpentin, dan grup
piroksin dengan Ni sebagai unsure aksesoris.
Serpentinisasi peridotit
merubah olivine menjadi serpentin, membentuk mineral pembawa Ni berupa garnierite.
Selanjutnya serpentin bereaksi dengan unsure Ni membentuk mineral gentit.
Deposit nikel
laterit; berasal dari batuan beku yang kaya olivine, ygdisbt peridotit. Nikel terbentuk oleh
proses leaching dari olivine atau serpentin.
Peridotit yang banyak mengandung olivine,
magnesium silikat dan besi silikat (umumnya mengandung 0,3% Ni), mengalami
proses pelapukan secara kimiawi dan dipengaruhi oleh air tanah yang kaya akan
CO2 dari udara luar mengubah olivine, menyebabkan menurunnya kadar
Al dan Ca yang terlarut oleh air hujan. Pelarutan ini menyebabkan kadar Fe, Ni,
Cr, Co semakin tinggi (terjadi pengayaan).
Sumber: PT. Vale Indonesia,2012
0 komentar:
Posting Komentar